Suatu
siang
di masjid Muhtadin kota Pontianak, kal-bar,
usai
melaksanakan sholat zhuhur
"Eka,.... sendirian?" sapaku pada seorang gadis yang duduk diatas
sajadah di pojokan shaf kedua sebelah kiri.
"Iya kak, sendiri" balasnya dengan senyum dan aku menghapirinya lebih dekat kemudian kami bersalaman, merapat tangan kanan dan pipi kiri dan kanan.
"Eka dari mana?" tanyaku
lagi
membuat obrolan semakin panjang
"Dari ngajar kak, singgah ke sini buat sholat zhuhur, kakak juga dari mana?" jelasnya
singkat dan kembali bertanya padakku
obrolan
kami pun semakin panjang tentang aktivitas masing-masing, kesibukan saat ini, tentang aktivitas yang dulu kami ketahui bersama, tentang kuliahnya Eka, karena baru ini kami bertemu setelah aku lulus dari IAIN Pontianak 2016, kira-kira
ada
3 tahun
lebih
sejak
terakhir kali aku bertemu dengannya
singkat
cerita aku kaget sejenak dengan pernyataan gadis berjilbab hitam lebar ini
"Eka ndak nyangka loh, kakak masih ingat dengan Eka, padahalkan udah lama ya, kita juga jarang ketemu" ungkapnya lugas
dan tentu saja aku kaget disertai bingung, mau jawab apa dan hanya bisa kasih senyum
"Kakak masih aktif di LDK ke kak?" tanya lagi
"Kadang-kadang kalau di undang ngasih materi kakak datang hehe, kalo ikut kegiatan lainnya sih jarang" jawabku sekenanya
"Eka juga udah ndak pernah lagi ke LDK kak, cuma ikut kajian sepekan sekali jak, tapi itu juga kakaknya lagi off, habis melahirkan jadi kosong lah sekarang nih kak" curhat nya kemudian
aku
tahu
maksud arah pembicaraan nya, ia merasa ada yang kurang dalam kesehariannya, aku juga tahu bagaimana rasanya kehilangan aktivitas yang disenangi, agendakan yang dirindukan
"Ditanya jak lagi kakaknya, kapan mulai lagi, atau nanti kalau ada kajian bulanan nanti kakak kabari Eka ya" usulku padanya
wajah
bulat
putih
itu
pun tersenyum menandakan setuju dan ia menyodorkan handphone nya
dan aku
juga demikian, kami saling menyimpan nomor kontak
pertemuan
kami pun segera berakhir dan berpisah untuk melanjutkan aktivitas masing-masing
Dari
pertemuan singkat itu aku menyadari sesuatu bahwa,
Mengingat
nama
seseorang itu sangatlah penting
Bisa
jadi
ia
akan
bahagia ketika namanya di ingat
Merasa
dikenal dan dianggap ada
Aku
kembali mengingat satu sosok
Yang begitu fenomenal dengan ingatan akan nama
Imam syahid Hasan al-Banna dalam sebuah kegiatan pramuka
Atau
sejenisnya di Mesir kala itu
Ia
mengingat satu persatu nama para peserta beserta wajahnya
Dalam
waktu
singkat tentunya
Itu
luar
biasa,
dan pasti
Nabi kita
lebih
luar
biasa
kan
Mengingat
nama
Tapi
bagi
seorang dengan karakter sanguins
Mengingat
nama
adalah
Pekerjaan
tulus
yang sulit
Tapi
Bukan
berarti tidak bisa
Tentu
saja
bisa,
hanya
butuh
waktu
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
0 komentar