Buku setebal 194 halaman ini ditulis oleh Muhammad Lili Nur
Aula. dalam cetakan ke 2 yang diterbitkan oleh al-Qalam, Kelompok Gema, jakarta
2017.
Buku ini terdiri dari 3 bagian dan beberapa bab pada tiap
bagiannya.
Sebuah
Renungan
Penulis mengawali buku karyanya dengan memberikan ruang bagi
pembaca untuk sejenak ikut merenungi akan hakikatnya sebuah keluarga. bagaimana
berlaku adil dalam sebuah keluarga, terhadap anak akan hak-haknya sebagai anak.
dan bagaimana keberkahan akan Allah berikan dalam keluarga.
Bagian Pertama
"Dari Rumah, semua bermula" judul bagian 1. Memasuki bab
1 dengan tema "Potret Cinta Keluarga al-Bana" yang
menceritakan tentang kondisi keluarga pertama Hasan, tentang ayahnya yang
seorang ahli hadits dan tokoh masyarakat dan tentang ibundanya yang penuh kasih
sayang juga tegas.
tentang kelahirannya dan nilai-nilai yang ditanamkan oleh
kedua orang tuanya pada Hasan beserta adik-adiknya dan juga sifat sang kakak
yang begitu disiplin waktu, haus akan ilmu dan gemar beribadah, tertuang dalam ulasan
jujur yang ditulis langsung oleh sang adik, Abdurrahman al-Bana.
di lembar-lembar ini juga ditulis bagaimana serunya
keseharian Hasan al-Bana. ayah dan ibunya menciptakan suasana belajar dirumah,
ayahnya adalah seorang ulama hadits, setiap pelajaran yang Hasan terima selalu
diulang-ulang di depan ayahnya dan ibunyalah yang mendorong Hasan untuk
menyelesaikan hafalan al-Qur'an.
Hasan al-Bana, si sulung kesayangan ibundanya dan Hasan
memiliki kepekaan batin yang tajam, ia bisa mengetahui perasaan ibundanya
ketika sedih.
BAB 2, pada lembaran ini penulis menceritakan
tentang Lathifah, bidadari milik Hasan al-Bana, anak dari salah satu tokoh
agama di kota Ismailiyah, sisi timur Mesir dan termasuk orang yang simpatik
dengan kepribadian dan dakwah yang disampaikan oleh Hasan al-Bana. diantara
keluarga yang menyambut seruan dakwah Hasan al-Bana dari penduduk Ismailiyah
adalah keluarga mulia yang bernama ash-Shuli, pedagang kelas menengah di
Ismailiyah dan keluarga ini termasuk keluarga yang berkarakter agamis dan
berhasil mendidik anak-anak mereka sesuai norma agama.
Dipaparkan juga tentang proses khitbah, akad nikah dan
resepsi antara Hasan al-Bana dan lathifah hingga terjabarkan prosesi akad nikah
terselenggara di saat peringatan Nuzulul Qur'an
kemudian penulis Menguraikan bagaimana Hasan al-Bana dan
lathifah membangun kehidupan baru bagi ke2nya membesarkan anak2 mereka dan juga
membesarkan dakwah IM, keyakinan Lathifah pada sang suamilah yang menguatkan
dirinya untuk terus mendukung langkah dakwah Hasan al-Bana dan juga sebaliknya
Hasan al-Bana sangat terbantu dalam dakwahnya karena ada
lathifah sebagai istrinya yang setia dalam setiap amanah dakwahnya.
kedua suami istri itu selalu mencoba membuat rumah mereka
terasa nyaman, saling membantu urusan rumah, kadang Hasan al-Bana membantu
lathifah untuk pekerjaan dapur, mengolah makanan dan membawa sendiri untuk
diberikan kepada tamu yang datang kerumahnya.
Dedikasi Hasan
al-Bana terhadap dakwah sangatlah besar dan Lathifah sangat tau akan hal itu
dan Lathifah memposisikan dirinya sebagai ibu bagi setiap anggota IM, tidak ada
satupun tamu yang keluar dari rumahnya kecuali selalu membawa sesuatu dari
sana, ia sangat mendukung aktivitas dakwah suaminya karena begitu cintanya
terhadap dakwah dan suaminya, baginya Hasan al-Bana adalah anugerah terindah
yang ia miliki.
0 komentar