ini tentang kisah remaja smp di sekolah tempatku mengajar. tentang sepasang remaja dan pasangan lainnya yang mengaku saling menyukai dan mengungkapkan rasa sukanya.
sebernarnya aku tidak pernah setuju dengan para siswaku yang memutuskan untuk saling menjalin hubungan kasih. alasannya seddeerhana, karena mereka masih anak-anak, masih belum mengerti atau memahami arti dari mencintai dan mereka cenderung untuk menganggap hal itu biasa-biasa saja.
walaupun ku akui bahwa terjadi perubahan sikap pada mereka yang memutuskan untuk menjalin hubungan itu. anak-anak itu menjadi lebih tenang, karena biasanya mereka ribut, bercanda, berteriak disela-sela jam pelajaranku. ketika mereka punya pacar, mendapat perhatian dari pacar, mereka seolah-olah mulai memperbaiki sikap, mencoba untuk lebih dewasa. tapi, sesungguhnya menurutku mereka bisa menjadi dewasa dengan sebaik-baiknya cara dan kondisi tanpa perlu melakkukan pacaran.
sepengamatanku, banyak anak yang bersikap dewasa diusia SMP karena kondisi lingkungan keluarga mereka dan lingkungan pergaulan mereka. juga karena mereka adalah anak yang cerdas dan mudah menyerap ilmu.
ada beberapa siswa yang sering curhat denganku tentang, bolehkah pacaran dalam Islam. tentu saja tidak ada yang namanya pacaran dalam Islam. hanya ada pertemanan yang saling menjaga pandangan dan hati dan penyelesaian nya adalah pernikahan.
aku cukup senang dengan beberapa siswa yang memilih untuk tidak pacaran tapi kemudian ia didekati oleh teman laki-lakinya dan mulai lah terjadi perubahan sudut pandang dan itulah awalnya.
setelah didekati kemudian mengobrol intens lalu mulai chat di media sosial lebih sering, si perempuan menjadi lebih tenang dalam pembelajaran begitu juga dengan si laki-lakitapi ini juga membuatku heran, dengan ketenangan itu tidak juga membuat mereka mengalami peningkatan nilai akademik.
efeknya adalah mereka tidak fokus belajar, nilai-nilai menurun dan apalagi kalau mereka sampai putus. minat belajar akan sangat sulit tumbuh kembali.
kesimpulannya adalah, anak remaja memang butuh penyadaran bahwa pacaran itu tidak memberi manfaat nyata. tidak meningkatkan minat belajar ilmu hanya membuat perasaan sedikit bahagia dan banyak beban. dan di sini peran orang tua sangat penting untuk memberikan penyadaran tentu dengan cara yang tepat. karena anak akan tidak suka jika keinginannya ditentang apalagi dengan cara kasar
sekian
sebernarnya aku tidak pernah setuju dengan para siswaku yang memutuskan untuk saling menjalin hubungan kasih. alasannya seddeerhana, karena mereka masih anak-anak, masih belum mengerti atau memahami arti dari mencintai dan mereka cenderung untuk menganggap hal itu biasa-biasa saja.
walaupun ku akui bahwa terjadi perubahan sikap pada mereka yang memutuskan untuk menjalin hubungan itu. anak-anak itu menjadi lebih tenang, karena biasanya mereka ribut, bercanda, berteriak disela-sela jam pelajaranku. ketika mereka punya pacar, mendapat perhatian dari pacar, mereka seolah-olah mulai memperbaiki sikap, mencoba untuk lebih dewasa. tapi, sesungguhnya menurutku mereka bisa menjadi dewasa dengan sebaik-baiknya cara dan kondisi tanpa perlu melakkukan pacaran.
sepengamatanku, banyak anak yang bersikap dewasa diusia SMP karena kondisi lingkungan keluarga mereka dan lingkungan pergaulan mereka. juga karena mereka adalah anak yang cerdas dan mudah menyerap ilmu.
ada beberapa siswa yang sering curhat denganku tentang, bolehkah pacaran dalam Islam. tentu saja tidak ada yang namanya pacaran dalam Islam. hanya ada pertemanan yang saling menjaga pandangan dan hati dan penyelesaian nya adalah pernikahan.
aku cukup senang dengan beberapa siswa yang memilih untuk tidak pacaran tapi kemudian ia didekati oleh teman laki-lakinya dan mulai lah terjadi perubahan sudut pandang dan itulah awalnya.
setelah didekati kemudian mengobrol intens lalu mulai chat di media sosial lebih sering, si perempuan menjadi lebih tenang dalam pembelajaran begitu juga dengan si laki-lakitapi ini juga membuatku heran, dengan ketenangan itu tidak juga membuat mereka mengalami peningkatan nilai akademik.
efeknya adalah mereka tidak fokus belajar, nilai-nilai menurun dan apalagi kalau mereka sampai putus. minat belajar akan sangat sulit tumbuh kembali.
kesimpulannya adalah, anak remaja memang butuh penyadaran bahwa pacaran itu tidak memberi manfaat nyata. tidak meningkatkan minat belajar ilmu hanya membuat perasaan sedikit bahagia dan banyak beban. dan di sini peran orang tua sangat penting untuk memberikan penyadaran tentu dengan cara yang tepat. karena anak akan tidak suka jika keinginannya ditentang apalagi dengan cara kasar
sekian
0 komentar